Tuesday, November 30, 2010
Festival Reog Nasional
Saksikanlah "Festival Reog Nasional" pada tanggal 5 Desember 2010 jam 7 malam di Alun Alun Ponorogo. Darma Giri Budaya bekerja sama dengan SMK Negeri 2 Wonogiri ikut serta dalam festival tersebut.. Ayo dukung Darma Giri Budaya... semoga dapat menampilkan yang terbaik..
Wednesday, July 21, 2010
Kegiatan Juli 2010
NO
PROGRAM KEGIATAN
TEMPAT
PELAKSANAAN
TANGGAL
/ BULAN / TAHUN
KET
I.
MENYIAPKAN PENTAS REYOG BESAR KOLABORASI DALAM RANGKA MEMERIAHKAN PEKAN PROMOSI ADIRA CLUB MEMBER
LAPANGAN PENDAWA SOLO BARU
5 JULI 2010
GARAPAN KOLOSAL
30 s/d 50 PENARI
II.
MENYIAPKAN PENTAS REYOG MINI ( HASIL JUARA I PENTAS REYOG MINI DI PONOROGO TAHUN 2009 ) DI ACARA PENUTUPAN “ S I P A “ ( SOLO INDONESIA PERFORMING ART
KERATON MANGKUNEGARAN
22 JULI 2010
GARAPAN KOLOSAL
50 PENARI
III.
MENYIAPKAN PENTAS LOMBA CIPTA SENI TRADISIONAL TINGKAT JAWA TENGAH ( HASIL SELEKSI LOMBA CIPTA TARI TRADISIONAL 2010 MASUK 6 BESAR NOMINASI TERBAIK )
TAMAN BUDAYA JAWA TENGAH SURAKARTA
22 JULI 2010
KARYA
TARI BADUTAN
IV.
MENYIAPKAN PENTAS “ FESTIVAL SENI PERTUNJUKAN RAKYAT “ BEKERJA SAMA DENGAN PROGRAM KEGIATAN KANTOR DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KABUPATEN WONOGIRI DENGAN 6 GROUP KESENIAN YANG TELAH SELESAI DIADAKAN PEMBINAAN RUTIN.
PADEPOKAN
SENI WONOGIRI
30 s/d 31 JULI 2010
6 KECAMATAN DI KABUPATEN WONOGIRI
Kegiatan Darma Giri Budaya
PAKET KEGIATAN DAN PROMOSI DARMA GIRI
BUDAYA
Kegiatan
Sanggar Seni Darma Giri Budaya selain mengadakan kepelatihan Tari yang mana
sasarannya adalah siswa TK s/d SMA / SMK ( jadwal terlampir ), sanggar kami
juga mengadakan kepelatihan Karawitan dan Kursus Dalang Anak- Anak, sasarannya
adalah tidak terpancang umur siswa yaitu
siswa yang berminat untuk latihan Karawitan dan Dalang, sebab minat siswa untuk
belajar Tari dengan belajar Karawitan dan Dalang berbeda, pada umumnya lebih banyak atau suka yang Tari, maka siswapun
banyak yang Tari ketimbang Karawitan Dan Dalang.( jadwal terlampir ).
Sanggar
kami setiap satu semester
mengadakan UJIAN / TES TARI dari hasil yang telah diajarkan selama satu
semester, dan siswa tersebut dituntut harus bisa menghafal 3 materi ( 3 bentuk tarian ), tetapi yang diujikan hanya 1 materi ( dari
3 meteri tersebut diundi dan dipilih
satu materi saja )
Selain
bergerak di Bidang Seni Tari, Karawitan dan Dalang, sanggar kami juga melanyani
Seni Rias Pengaten dengan Seni Dekorasi,
( jadwal
terlampir ). Maka untuk kepelatihan tari yang tingkat dewasa SMA / SMK selain
belajar tari juga disisipi seminggu sekali belajar rias tari dan rias pengaten,
karena diharapkan punya bekal dan keahlian sendiri apa bila menghadapi suatu
kegiatan pentas atau job seni tari sendiri.
Saturday, June 26, 2010
Thursday, June 24, 2010
Kucingan
Berawal dari saya sangat prihatin sekali melihat
kondisi kesenian rakyat di daerah Wonogiri yang sebenarnya sangatlah potensi, menarik
dan atraktif sekali, tetapi seakan-akan belum pernah adanya suatu pembinaan
dari lembaga seni, instansi kebudayaan dan bahkan juga belum pernah terjamah
atau tersentuh oleh para seniman, mahasiswa seni serta para alumnus seni yang
berada di Kabupaten Wonogiri. Salah sutu bentuk kesenian rakyat tersebut adalah
adalah kesenian rakyat kucingan.
Bahwa
kesenian rakyat kucingan sebenarnya berasal dari Kabupaten Ponorogo, karena
daerah Kabupaten Ponorogo dengan Kabupaten Wonogiri sangat berdekatan, maka tidak
heran kalau kesenian rakyat kucingan bisa hidup dan berkembang di daerah
Wonogiri. Suatu contoh grup kesenian rakyat kucingan yang berada di daerah dusun Rejo Sari, desa Ngadirojo Kidul,
Kecamatan Ngadirojo yang sampai sekarang masih eksis sering mengadakan
pelatihan serta juga sering pentas : diantaranya event-event penting Hari Jadi
Kabupaten Wonogiri, HUT Kemerdekaan R I, pentas ditempat orang punya hajat dan
di acara kegiatan lainnya. ( wawancara pimpinan grup kesenian rakyat kucingan
Bpk Wakimin didusun Rejosari, desa Ngadirojo Kidul, Kecamatan Ngadirojo ).
Keaslian kesenian kucingan ini dalam sajiannya hanya terdapat 2 ( dua )
tokoh yaitu kucingan ( kepalanya dadak merak ) itu sendiri yang bentuknya
seperti dadak merak tetapi tidak menggunakan merak dan tokoh ganongan, dan property yang
sering dipakai untuk atraksi adalah
meja, bambu panjang dan tali atau tambang besar ( dadung ). Saya sering
mengpresiasi kesenian kucingan ini, tapi sajiannya sangatlah sederhana sekali
dan masih pertunjukan mbarangan sekali, meskipun sajiannya sederhana dan
monoton, tetapi ada sengatan – sengatan yang justru membikin saya tertarik
yaitu saat permainan naik meja, naik bambu yang panjangnya sekitar 6 – 8 m,
kemudian tambang besar diikatkan pada kedua bambu panjang tersebut, sedangkan
alat musik atau instrumennya adalah sama seperti kesenian reog ponorogo yaitu
kendang, ketipung, ketuk dua, angklung dua, gong lalu terompet, dan ada warna
musiknya yang sangat dominan adalah
suara / vocal penyenggak dengan menirukan suara macan atau
kucingan.
Oleh karena keunikan dan kelugasan dari kesenian kucingan tersebut, saya sangat tertarik sekali untuk menggarap
dan mengemas dalam bentuk kemasan tari yaitu tarian dalam bentuk kelompok,
yaitu 2 tokoh kucingan dan 3 ganongan. Menurut saya kesenian kucingan tersebut
dalam pertujukannya mempunyai suatu daya tarik
dan keunikan tersendiri serta atraktif sekali, maka perlu adanya penggarapan dan penataan baik
gerak tari, suasana dan garap musiknya supaya terkesan indah dan menarik
apabila ditonton. Sebab sajian pementasannya
dengan waktu yang padat dan pendek.
Kuda Kepang
Tari kuda kepang ini merupakan salah satu bentuk kesenian rakyat yang masih berkembang dengan bentuk yang beragam di kabupaten Wonogiri,Jawa Tengah.Kisahnya menceritakan pasukan prajurit berkuda dari Raja Prabu Klono Sewandono yang sedang bergladi atau berlatih perang untuk mempersiapkan diri melawan musuh.
Tari kuda kepang ini mengekspresikan gerak-gerik sekelompok pasukan berkuda.Dalam tarian ini terlintas ungkapan kelincahan,kabersamaan,semangat,ketrampilan dan atraktif.
Iringannya menggunakan campuran instrument gamelan jawa dan gamelan reog,alat perkusi tradisional dan penggarapan olah vocal yang tetap menghadirkan rasa dan nuansa kerakyatan.
Tari kuda kepang ini mengekspresikan gerak-gerik sekelompok pasukan berkuda.Dalam tarian ini terlintas ungkapan kelincahan,kabersamaan,semangat,ketrampilan dan atraktif.
Iringannya menggunakan campuran instrument gamelan jawa dan gamelan reog,alat perkusi tradisional dan penggarapan olah vocal yang tetap menghadirkan rasa dan nuansa kerakyatan.
Mburu Manuk
Banyak
sekali bentuk kegiatan anak-anak yang sering dilakukan sewaktu pulang dari
sekolah atau masa liburan,contohnya kegiatan mancing,mlintheng
manuk,nulup,mandi di sungai dan masih banyak lagi bentuk kegiatan yang lainnya.
Dan saya sering sekali melihat bentuk kegiatan tersebut,salah satunya “ nulup
“, tetapi nulup manuk.
Berawal dari sering melihat kegiatan tersebut dan punya daya tarik serta
keunikan yang menarik,saya mempunyai gagasan untuk menggarap dan mengemas ke
dalam bentuk tarian,dan yang lebih unik lagi adalah nulup manuk. Bahannya
tulupnya terbuat dari bambu kecil dan tanah liat sebagai alat untuk nulup.
Dari gagasan dan ispirasi yang kuat,saya akan mencoba menggarap dan
mengemas ke dalam bentuk tarian yaitu tari tradisional,dengan nuansa
kekanakan,kecerian dan keluguan dari si bocah dengan membawa senjata tulup dan
manuk atau burung sebagai sasaran dari si bocah tersebut.
Keceriaan,kegembiraan,kesenangan anak-anak yang lugas dalam melakukan
kegiatan yang mereka sangat sukai. Dalam hal ini saya mencoba menggarap serta
mengemas kelincahan,ketrampilan dan ketrengginasan si bocah dalam memburu manuk
yang mereka sayangi dan senangi.
Mereka memburu tidak untuk
dibunuh dan dimakan,tetapi dari hasil buruan tersebut akhirnya dipelihara dan
dirawat dirumah. Dan hasil dari buruan tersebut bisa untuk hiburan dirumah.
Badhutan
Kami
pernah mengadakan pembinaan dan apresiasi pada salah bentuk Kesenian Rakyat
yang ada di desa Nggunan Daerah Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri,
kesenian itu adalah kesenian Srandul, ( kesenian Srandul di desa Nggunan ini sudah jarang sekali tampil /
pentas bisa dikata hampir “ mati “ ).
Kesenian Srandul tersebut bercerita dan banyak sekali tokoh pemainnya
diantaranya ada tokoh Raden Gayong, Raden Semut Rambut, Raden Jalak Ireng,
Emban, Badut dan masih banyak sekali tokoh / peran lainnya.
Berawal
dari kegiatan tersebut kami sangat
tertarik sekali untuk menggarapnya pada
bentuk Kemasan Tari. Ketertarikan kami adalah pada salah satu tokoh / peran
yang berkarakter santai, lugas, ceria, gecul dan mbanyol ( dialog lucu ) yaitu
Tokoh Badut, dan sesekali mbanyolannya tersebut bisa mentertawakan
penonton. Bentuk Riasnya hampir sama dengan rias penthul tembem, dan Busanapun
sangat sederhana sekali. Iringannya menggunakan gamelan Jawa Slendro / Pelog
dan terbang atau rebana dengan bentuk garap iringan yang sangat sederhana serta
monoton.
Dalam
cerita tersebut, Badut merupakan abdi / batur dari Raden Gayong, yang pekerjaannya adalah tukang bersih-bersih /
nyapu latar, angon sapi atau kambing, petani dan selalu mengikuti dimana
perginya Raden Gayong.
Karena
ketertarikan pada tokoh si Badut tersebut, kami mempunyai “ Ide “ untuk mengekspresikan, menggarapnya dan mengemas pethilan dari salah
satu pertunjukan kesenian Srandul, yaitu pethilan tari Badutan dalam bentuk
Kemasan Tari berkelomopok. Menurut kami
kesenian Srandul pada pethilan tari Badutan tersebut mempunyai daya tarik yang
kuat sekali apa bila digarap dan dikemas.
Tari Badutan ini merupakan
salah satu bentuk pethilan kesenian rakyat dari kesenian Srandul, bentuk kesenian ini sudah jarang sekali
tampil atau pentas di masyarakat sekitarnya, juga di daerah Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Kisahnya
menceritakan seorang abdi / batur ( pembantu ), yang kesehariannya bekerja
menyapu latar, menimba air, motong rumput di kebun, angon hewan piaraan dan
tani.
Tari Badutan ini mengekspresikan tokoh karakter
dengan gecul atau lucu. Dalam tarian ini terlintas ungkapan kelincahan,
kabersamaan, semangat kerja, kelucuan, dan sedikit mbanyol.
Iringannya menggunakan instrument gamelan jawa
slendro dan pelog, alat perkusi tradisional dan penggarapan olah vocal yang
tetap menghadirkan rasa dan nuansa kerakyatan.
Kethek Ogleng

Kethek
Ogleng merupakan salah satu bentuk kesenian rakyat yang masih berkembang dengan
bentuk yang beragam di kabupaten wonogiri jawa tengah. kisahnya menceritakan
seekor kera jelmaan raden gunung sari dalam cerita panji dalam upaya mencari
dewi sekartaji yang menghilang dari istana.untuk mengelabuhi penduduk agar
bebas keluar masuk desa dan hutan,maka raden gunung sari menjelma jadi seekor
kera putih yang lincah dan lucu.
Tari Kethek Ogleng ini dalam mengekspresikannya menggambarkan gerak-gerik
sekelompok kera putih.dalam tarian ini terlintas ungkapan
kelincahan,kebersamaan,semangat,kelucuan dan atraktif.
Iringannya menggunakan instrumen gamelan jawa,alat perkusi tradisional
dan penggaran olah vokal yang tetap menghadirkan rasa dan nuansa kerakyatan.
Monday, June 21, 2010
Subscribe to:
Posts (Atom)