"Selamat Datang di Website Darma Giri Budaya"

rss

Thursday, June 24, 2010

Kucingan


Berawal dari saya sangat prihatin sekali melihat kondisi kesenian rakyat di daerah Wonogiri yang sebenarnya sangatlah potensi, menarik dan atraktif sekali, tetapi seakan-akan belum pernah adanya suatu pembinaan dari lembaga seni, instansi kebudayaan dan bahkan juga belum pernah terjamah atau tersentuh oleh para seniman, mahasiswa seni serta para alumnus seni yang berada di Kabupaten Wonogiri. Salah sutu bentuk kesenian rakyat tersebut adalah adalah kesenian rakyat kucingan.
        Bahwa kesenian rakyat kucingan sebenarnya berasal dari Kabupaten Ponorogo, karena daerah Kabupaten Ponorogo dengan Kabupaten Wonogiri sangat berdekatan, maka tidak heran kalau kesenian rakyat kucingan bisa hidup dan berkembang di daerah Wonogiri. Suatu contoh grup kesenian rakyat kucingan yang berada di daerah  dusun Rejo Sari, desa Ngadirojo Kidul, Kecamatan Ngadirojo yang sampai sekarang masih eksis sering mengadakan pelatihan serta juga sering pentas : diantaranya event-event penting Hari Jadi Kabupaten Wonogiri, HUT Kemerdekaan R I, pentas ditempat orang punya hajat dan di acara kegiatan lainnya. ( wawancara pimpinan grup kesenian rakyat kucingan Bpk Wakimin didusun Rejosari, desa Ngadirojo Kidul, Kecamatan Ngadirojo ).
        Keaslian kesenian kucingan ini dalam sajiannya hanya terdapat 2 ( dua ) tokoh yaitu kucingan ( kepalanya dadak merak ) itu sendiri yang bentuknya seperti dadak merak tetapi tidak menggunakan merak  dan tokoh ganongan, dan property yang sering  dipakai untuk atraksi adalah meja, bambu panjang dan tali atau tambang besar ( dadung ). Saya sering mengpresiasi kesenian kucingan ini, tapi sajiannya sangatlah sederhana sekali dan masih pertunjukan mbarangan sekali, meskipun sajiannya sederhana dan monoton, tetapi ada sengatan – sengatan yang justru membikin saya tertarik yaitu saat permainan naik meja, naik bambu yang panjangnya sekitar 6 – 8 m, kemudian tambang besar diikatkan pada kedua bambu panjang tersebut, sedangkan alat musik atau instrumennya adalah sama seperti kesenian reog ponorogo yaitu kendang, ketipung, ketuk dua, angklung dua, gong lalu terompet, dan ada warna musiknya yang sangat dominan adalah  suara / vocal penyenggak dengan menirukan suara macan atau kucingan.   
         Oleh karena keunikan dan kelugasan dari kesenian kucingan tersebut,  saya sangat tertarik sekali untuk menggarap dan mengemas dalam bentuk kemasan tari yaitu tarian dalam bentuk kelompok, yaitu 2 tokoh kucingan dan 3 ganongan. Menurut saya kesenian kucingan tersebut dalam pertujukannya mempunyai suatu daya tarik  dan keunikan tersendiri serta atraktif sekali,  maka perlu adanya penggarapan dan penataan baik gerak tari, suasana dan garap musiknya supaya terkesan indah dan menarik apabila ditonton. Sebab sajian pementasannya  dengan waktu yang padat dan pendek.

0 komentar:

Post a Comment